Kamis, 07 Desember 2017

Maaf, gambar di postingan ini seperti gak niat.
Dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk cekrik2.



 Hai Semuaa…

Assalamualaikum Wr WB

Woooww… postingan terakhir menunjukkan bulan Juni tahun 2016. Udah 1 tahun lebih ni blog aku anggurin. Duhhh.. aku ini memang gak peka yak. Blog aja aku PHPin. Apalagi kamu.. *eiyaaa.

Akhirnya, aku kembali dengan ilmu memasakku yang luar biasah gak jelas ini. Postingan kali ini dan seterusnya, aku jamin gak ada typo typo lagi. Karena sekarang cetak-cetiknya pake Lepi minjem adek ipar. Insyaallah bahasanya juga gak kacau. Kalo manteman baca postinganku sebelumnya pasti tahu lah ya, aku punya banyak salah dan males aku perbaiki.

Oke.. kita lanjut sesuai dengan judul. Beberapa bulan yang lalu, ketika aku dan pak Lelaki Surga menghabiskan liburan di kampung halaman.  Aku dipaksa secara halus oleh mertua untuk masak nasi pake dandang. Papa mertuaku terpaksa dirawat di rumah sakit karena ‘kulakan’ gula. Akibatnya mama mertua harus menjaga dan menemani papa mertua di rumah sakit. Sedangkan satu menantunya ini dan 3 anak laki-laki yang bolak balik pulang – rumah sakit. Otomatis, aku bertanggungjawab dalam urusan perdapuran. Masalahnya adalah mertuaku ini special. Kenapa? Karena kurang doyan makan nasi yang dari magicom. Sedangkan menantunya ini kalo masak nasi ya kudu pake magicom. Gak ada magicom ya jajan deh.

Untungnya, beberapa hari sebelum papa mertua di rawat di rumah sakit, mama mertua menyempatkan diri untuk mengajariku memasak nasi tanpa magicom. Kelihatannya sih gampang ya. Pas masak sendiri, mau ngaduk aja ragu, “bener gak ya?”. Selama merebus beras jadi nasi aron, aku gak beranjak dari dapur. Aku pelototin terus tu beras. Takut kalo kelewatan bisa gosong. Jangan sampe niatan bikin nasi malah jadi bikin intip (makanan khas solo).

Si Putih yang selalu kepo kalo juragannya lagi masak.

Alhamdulillah, memasak nasi dengan ditemani si Putih berhasil dengan lumayan sempurna. Tetep bedalah ya dengan nasi hasil tangan mamer. Yang penting nasinya isa dimakan. Seenak-enaknya nasi kan tetep hambar rasanya, hehe. Bagi kalian yang iseng-iseng pengen menanak nasi ala tradisional, atau kepepet seperti pengalamanku ini, atau malah terpaksa menanak nasi karena mati listrik. Sok atuh tengok cara saya menanak nasi ala mamer. Selamat mencoba dan semoga berhasil. :)

MENANAK NASI TRADISIONAL
ALA MAMA MERTUA


ALAT YANG DIBUTUHKAN:
-          Panci biasa
-          Dandang / panci kukusan
-          Centong nasi kayu

BAHAN:
-          Beras sesuai selera, cuci bersih
-          Air 2 ruas jari telunjuk

CARA MEMBUAT:


Siapkan panci, masukkan beras secukupnya dan beri 2 ruas air. Masak dengan menggunakan api kecil ke sedang. Sesekali diaduk-aduk supaya beras gak lengket/ gosong di dasar panci. Mengaduknya lebih baik pake centong nasi yang dari kayu. Soalnya kalo dari plastik tuh takutnya meleleh/ benyek karena panas.




Kalo air sudah menyusut, dan timbul gelembung kecil, matikan api. Aduk-aduk sebentar. Kemudian diamkan sebentar. Jangan langsung di masukkan ke dandang/ panci kukus karena pengalaman dari mamer, pernah langsung di kukus, hasilnya malah tiba-tiba air kukusannya naik dan bikin nasi jadi bubur. So untuk amannya ditunggu sebentar lah ya.


Sambil menunggu nasi aronnya suam-suam kuku. Siapkan dandang/ panci kukusan, beri air secukupnya. Panaskan sampai air mendidih. Masukkan nasi aron ke dalam dandang. Kemudian tutup. Gunakan api kecil ke sedang. Masak sampai kurleb 30 menit.


Setelah 30 menit, matikan api. Kemudian buka tutup dandangnya, dan biarkan nasi dalam keadaan terbuka. Kalo di tutup akan menimbulkan nasi yang berair karena tetesan uap. Lebih enak lagi, pindahkan nasi ke tempat nasi/ bakul nasi yang dari anyaman bambu dengan beralaskan daun pisang. Mantap Jiwaaaaaa….
16