Maaf, gambar di postingan ini seperti gak niat.
Dikarenakan kondisi yang tidak memungkinkan untuk cekrik2.
Hai Semuaa…
Assalamualaikum Wr WB
Woooww… postingan terakhir
menunjukkan bulan Juni tahun 2016. Udah 1 tahun lebih ni blog aku anggurin. Duhhh..
aku ini memang gak peka yak. Blog aja aku PHPin. Apalagi kamu.. *eiyaaa.
Akhirnya, aku kembali dengan ilmu
memasakku yang luar biasah gak jelas ini. Postingan kali ini dan seterusnya,
aku jamin gak ada typo typo lagi. Karena sekarang cetak-cetiknya pake Lepi
minjem adek ipar. Insyaallah bahasanya juga gak kacau. Kalo manteman baca
postinganku sebelumnya pasti tahu lah ya, aku punya banyak salah dan males aku
perbaiki.
Oke.. kita lanjut sesuai dengan
judul. Beberapa bulan yang lalu, ketika aku dan pak Lelaki Surga menghabiskan
liburan di kampung halaman. Aku dipaksa secara
halus oleh mertua untuk masak nasi pake dandang. Papa mertuaku terpaksa dirawat
di rumah sakit karena ‘kulakan’ gula.
Akibatnya mama mertua harus menjaga dan menemani papa mertua di rumah sakit. Sedangkan
satu menantunya ini dan 3 anak laki-laki yang bolak balik pulang – rumah sakit.
Otomatis, aku bertanggungjawab dalam urusan perdapuran. Masalahnya adalah
mertuaku ini special. Kenapa? Karena kurang doyan makan nasi yang dari magicom.
Sedangkan menantunya ini kalo masak nasi ya kudu pake magicom. Gak ada magicom
ya jajan deh.
Untungnya, beberapa hari sebelum
papa mertua di rawat di rumah sakit, mama mertua menyempatkan diri untuk
mengajariku memasak nasi tanpa magicom. Kelihatannya sih gampang ya. Pas masak
sendiri, mau ngaduk aja ragu, “bener gak
ya?”. Selama merebus beras jadi nasi aron, aku gak beranjak dari dapur. Aku pelototin terus
tu beras. Takut kalo kelewatan bisa gosong. Jangan sampe niatan bikin nasi
malah jadi bikin intip (makanan khas solo).
Alhamdulillah, memasak nasi
dengan ditemani si Putih berhasil dengan lumayan sempurna. Tetep bedalah ya dengan
nasi hasil tangan mamer. Yang penting nasinya isa dimakan. Seenak-enaknya nasi kan tetep hambar rasanya, hehe. Bagi kalian yang iseng-iseng pengen menanak nasi ala
tradisional, atau kepepet seperti pengalamanku ini, atau malah terpaksa menanak
nasi karena mati listrik. Sok atuh tengok cara saya menanak nasi ala mamer. Selamat
mencoba dan semoga berhasil. :)
MENANAK NASI TRADISIONAL
ALA MAMA
MERTUA
ALAT YANG DIBUTUHKAN:
-
Panci biasa
-
Dandang / panci kukusan
-
Centong nasi kayu
BAHAN:
-
Beras sesuai selera, cuci bersih
-
Air 2 ruas jari telunjuk
Siapkan panci, masukkan beras
secukupnya dan beri 2 ruas air. Masak dengan menggunakan api kecil ke sedang. Sesekali
diaduk-aduk supaya beras gak lengket/ gosong di dasar panci. Mengaduknya lebih
baik pake centong nasi yang dari kayu. Soalnya kalo dari plastik tuh takutnya
meleleh/ benyek karena panas.
Kalo air sudah menyusut, dan
timbul gelembung kecil, matikan api. Aduk-aduk sebentar. Kemudian diamkan sebentar. Jangan langsung
di masukkan ke dandang/ panci kukus karena pengalaman dari mamer, pernah
langsung di kukus, hasilnya malah tiba-tiba air kukusannya naik dan bikin nasi
jadi bubur. So untuk amannya ditunggu sebentar lah ya.
Sambil menunggu nasi aronnya
suam-suam kuku. Siapkan dandang/ panci kukusan, beri air secukupnya. Panaskan sampai
air mendidih. Masukkan nasi aron ke dalam dandang. Kemudian tutup. Gunakan api
kecil ke sedang. Masak sampai kurleb 30 menit.
Setelah 30 menit, matikan api. Kemudian
buka tutup dandangnya, dan biarkan nasi dalam keadaan terbuka. Kalo di tutup
akan menimbulkan nasi yang berair karena tetesan uap. Lebih enak lagi,
pindahkan nasi ke tempat nasi/ bakul nasi yang dari anyaman bambu dengan
beralaskan daun pisang. Mantap Jiwaaaaaa….